Point Epithetical Books A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa
Title | : | A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa |
Author | : | Fahd Pahdepie |
Book Format | : | Paperback |
Book Edition | : | Special Edition |
Pages | : | Pages: 162 pages |
Published | : | October 1st 2008 by Gagas Media |
Categories | : | Fiction. Asian Literature. Indonesian Literature. Short Stories. Inspirational. Novels |
Fahd Pahdepie
Paperback | Pages: 162 pages Rating: 3.59 | 680 Users | 95 Reviews
Rendition Toward Books A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa
Waktu kecil, kita sering bertanya, “Ma, aku keluarnya dari mana sih?” atau “Pa, Tuhan itu siapa?” Tapi, semakin tua, kita semakin jarang bertanya. Hidup ini tidak lagi menarik tanpa pertanyaan. Monoton. Terjebak dalam rutinitas. Padahal, hidup yang nggak pernah ditanyakan adalah hidup yang nggak layak diteruskan, kata Socrates. Nah, lho!Mata kucing aja selalu bertanya. Coba, deh, tatap matanya. Sekarang giliranmu, nyalakanlah matamu dan bertanyalah!
Present Books To A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa
Original Title: | A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa |
ISBN: | 9797802809 (ISBN13: 9789797802806) |
Edition Language: | Indonesian URL http://www.ruangtengah.co.nr/ |
Rating Epithetical Books A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa
Ratings: 3.59 From 680 Users | 95 ReviewsWrite Up Epithetical Books A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa
Cover dan judulnya yang unik buat aku tertarik. Ketika membaca prosa dan cerita-cerita yang terbagi menjadi bagian-bagian yang seolah tidak berhubungan, aku mencoba menarik benang merahnya. Dialog antara aku & Marva yang membuat penasaranku terusik. Bagaimana sebenarnya hubungan mereka. Dari kumpulan cerita ini aku mencoba menelaah dari sisi spiritual dan kalbu. Pertanyaan dan pernyataan dalam buku ini membawaku pada kontempelasi yang justru membuahkan pertanyaan baru. Memang itulah manusia,Aku beli buku ini pas lagi bokek.Membaca judulnya sepintas, dimana kucing dijadikan salah satu tokoh utama, cukup menimbulkan rasa penasaran mengenai isi bukunya. Ada apa dengan seekor kucing? Atau mata kucing? Pertanyaan-pertanyaan itu sedikit demi sedikit akan terjawab ketika membaca lembaran-lembaran dalam buku ini. Tentu saja buku ini tidak melulu berbicara tentang kucing. Mata kucing dalam buku ini diibaratkan sebagai makhluk yang selalu bertanya-tanya, yang tidak akan kehabisan bahan untuk
Judul : 4/5Sampul : 5/5Pembuka : 1/5Cerita/Isi : 2/5Penceritaan/Penyampaian : 3/5Bahasa : 5/5Penutup : 1/5Layout : 3/5Blurb : 4/5TOTAL : 3,1/5*Rekomendasi : 2/5Catatan:- Judulnya bagus, tapi tidak mewakili isi buku- Blurb bagus, tapi sejujurnya juga tidak mewakili isi buku- Saya tidak tahu buku ini tergolong fiksi atau nonfiksi. Mungkin non-agak-fiksi? Tapi siapa peduli?- Sebenarnya saya ingin merating buku ini antara angka 1 sampai 2, tapi yah, penilaian saya terhadap suatu buku menitikberatkan
bagaimana sebenarnya cara yang paling jitu untuk dekat dengan tuhan? apakah dengan semalam suntuk mengkhatamkan kitab suci? ataukah jidat yang harus disujudkan begitu lama sehingga tampak bekas menghitam? apakah dengan wirid tak pernah berhenti sepanjang hari? ataukah dengan mengamalkan semua hartanya kepada yang membutuhkan? apakah ini? apakah itu?tentu semua yang disebut di atas mempunyai pembenaran masing-masing. tapi, menurut saya, sebelum kita mendekat dengan tuhan. alangkah baiknya kita
Wah beda
Setiap baca perjudul bab selalu saya bilang begini dalam hati: "ah kata siapa?"Ada juga yang saya katakan dalam hati: "ah, ngak juga..."
Buku ini berisi tentang keresahan, persepsi, hasil observasi seorang tokoh bernama Zira yang ia tuangkan melalui surat-surat untuk temannya (teman??) bernama Marva. Persepsi, observasi tentang apa? Ya... tentang kehidupan (pencipta, pelaku, dan sistem dalam kehidupan itu sendiri). Beberapa pemikiran perlu dibaca berulang karena bikin dahi berkerut "hah... hah... apa??" begitulah. Persepsi atau observasi Zira juga mungkin pertanyaan-pertanyaan yang pernah muncul pada orang kebanyakan atau malah
0 Comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.