Details Regarding Books De Winst (De Winst #1)
Title | : | De Winst (De Winst #1) |
Author | : | Afifah Afra |
Book Format | : | Paperback |
Book Edition | : | First Edition |
Pages | : | Pages: 336 pages |
Published | : | 2008 by Indiva (Afra Publishing) |
Categories | : | Novels. Asian Literature. Indonesian Literature. Fiction. Historical. Historical Fiction |

Afifah Afra
Paperback | Pages: 336 pages Rating: 3.82 | 571 Users | 58 Reviews
Relation In Pursuance Of Books De Winst (De Winst #1)
Usai menamatkan sarjana ekonomi dari Universiteit Leiden, RM Rangga Puruhita kembali ke Hindia Belanda, untuk mempraktekkan ilmu yang ia miliki demi kemajuan para pribumi. Tetapi, berbagai hal pelik harus ia hadapi. Mulai dari ribetnya aturan kebangsawanan Keraton Surakarta, perjodohan paksa dengan Rr. Sekar Prembayun yang sulit ia lepaskan, hingga permasalahan ketidakadilan yang dialami para buruh pabrik gula yang digaji sangat rendah. Haru biru cintanya dengan Kareen Spinoza, seorang wanita Belanda pun terancam kandas.Declare Books To De Winst (De Winst #1)
Original Title: | De Winst |
ISBN: | 9791397260 |
Edition Language: | Indonesian |
Series: | De Winst #1 |
Characters: | Rangga Puruhita, Kareen, Sekar Prembayun |
Setting: | Indonesia |
Rating Regarding Books De Winst (De Winst #1)
Ratings: 3.82 From 571 Users | 58 ReviewsColumn Regarding Books De Winst (De Winst #1)
Novel yang membahas idealisme. Keren. Benar2 bisa membuat masuk ke dalam cerita. Walaupun masalahnya sangat kompleks tapi penulis bisa bercerita secara efisien.Kapitalis itu berasal dari kata kapital atau modal. Kapitalis adalah orang-orang yang memiliki modal. Mereka memiliki prinsip, dengan modal sekecil mungkin, mereka mencoba mencari keuntungan sebesar-besarnya. Karena prinsip yang mereka anut itulah, pada praktiknya mereka sering memeras tenaga para buruh untuk menghasilkan profit melimpah tanpa imbalan yang memadai. Hal itulah yang terjadi pada pengusaha-pengusaha Eropa. Mereka membuat pabrik-pabrik, mempekerjakan para pribumi dengan gaji yang
novel sejarah ini dipinjamkan oleh ms. Anna.. "sdh lama dibeli tapi belum dibaca", katanya.klasik plus modern. pemikiran jawa kuno bertemu dengan pendidikan belanda maju, bercampur engan perjuangan menghadapi pengusaha londo penguasa pabrik gula De Wints.Pendidikan seberang lautan, penyamaran sang putri, perjuangan kaum proletar, sampai kehadiran none belande.. berbaur dalam ceritera berlatar kerajaan jawa dalam kondisi nusantara sebagai Hindia Belanda

Di satu sisi, novel ini menarik karena menggambarkan sisi lain perjuangan kemerdekaan. Sementara yang diajarkan di sekolah adalah perjuangan dalam bidang politik, novel ini menggali bidang ekonomi, ketika para pengusaha dan bangsawan Jawa berusaha membangkitkan perekonomian pribumi.Di sisi lain, novel ini punya kelemahan dalam hal penokohan. Saya kurang bersimpati pada tokoh utamanya, Rangga Puruhita, karena daya juangnya kurang terasa. Tokoh-tokoh lain juga sepertinya kurang digali
De winst, sebuah pabrik gula era pra merdeka, diambil dari bahasa belanda yg artinya laba/profit. Hal yg 'diramalkan' ilmuwan dari Universiteit Leiden memang terjadi juga sekarang, bahwa Indonesia memang sudah merdeka tetapi sebenarnya terjajah para pemuja de winst.Afifah Afra nampak berpengetahuan dalam teori2 ekonomi dan tokoh2 pencetusnya. Ketika membaca bagian2 begini, saya lebih ke scanning aja :p abis ga ngerti je.Secara keseluruhan keren. Tp ada yg menurut saya terkesan di dramatisir,
Udah lama pengen baca novel ini akhirnya baru beberapa hari ini kesampaian. Biasanya nggak bisa baca bacaan yang terkesan berat, apalagi ada unsur-unsur politiknya gitu. Tapi membaca ini entah kenapa ngalir aja gitu. Nggak bikin bosan, padahal biasanya suka mengantuk kalau baca cerita sejarah.Ada beberapa hal yang sangat disayangkan. Beberapa kata dalam bahasa asing yang tidak dibuat footnote. Dan juga, kisah dalam perjuangan membangkitkan idealismenya juga masih kurang greget menurutku.
karya sendiri, kalau nggak dikasih bintang 4, namanya nggak menghargai diri sendiri, hehe. Tapi mau kasih bintang 5, kok nglunjak banget.Mau kasih 3, duh, kasihan deh gue.Yang jelas, masih banyak perbaikan yang harus saya lakukan.Akan saya jawab di karya-karya yang lain. Doakan saya tetap semangat, ya?!
0 Comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.